Sabtu, 02 Maret 2013

Gunung Lawu

INROFMASI PENDAKIAN PUNCAK GUNUNG LAWU



MENDAKI DARI PUSAT KOTA TAWANGMANGU

Gunung Lawu terletak dekat dengan kota dan jalan raya, karenanya lebih mudah dicapai, sehingga banyak sekali pendaki yang naik ke puncak Gunung Lawu.
Untuk menuju G. Lawu dapat dimulai dan terminal bis Surabaya menuju Madiun, dilanjutkan ke Sarangan terus ke Cemorosewu. Atau dan Surakarta menuju Tawangmangu, ganti Colt jurusan Sarangan dan berhenti di Cemorosewu. Sarangan dan Tawangmangu memiliki panorama yang indah dan merupakan daerah wisata. Lernbah ini berbentuk sadel dan terletak di jalan raya tertinggi di Pulau Jawa (1.900 m).
Di Cemorosewu kita harus melaporkan diri ke PERHUTANI serta melengkapi perbekalan pendakian. Dalam pendakian dan Cemorosewu menuju puncak, kita akan menjumpai 4 buah pondok pada ketinggian berturut-turut, yaitu 2.100 m, 2.300 m, 2.500 m dan 2.800 m dan Pesanggrahan Argo Dalem pada ketinggian 3.100 m dari permukaan air laut.
Dalam pendakian kita akan melewati hutan pinus dan hutan akasia sampai pada ketinggian 3.000 m, mulai dari situ pepohonan mulai rendah/pendek. Selanjutnya kita akan melalui punggungan gunung yang berupa padang rumput. Dan pada ketinggian ± 3.200 m rnendekati puncak, kita dapat menyaksikan beberapa kawah kecil didasar jurang yang curam.
Puncak G. Lawu berupa dataran yang berbukit-bukit, serta masih banyak dijumpai sisa-sisa kawah yang telah lama tidak aktif. Dan puncaknya kita bisa menyaksikan. panorama yang sangat menawan juga lembah Tawangmangu dan Sarangan dengan danaunya yang indah.
Dari Cemorosewu sampai ke puncak memakan waktu ±7 jam, sedangkan turunnya memhutuhkan waktu ± 4 jam. Mata air dapat kita jumpai sebelum pertigaan pesanggrahan Argo Dalem, ± 1 jam perjalanan dan pondok terakhir.


MENDAKI DARI KOTA SOLO

Untuk mendaki gunung Lawu dapat ditempuh dari kota Solo ataupun Madiun. Dari Jakarta kita naik kereta api atau bus jurusan Solo, perjalanan dengan bus memerlukan waktu sekitar 10-12 jam. Stasiun kereta api Solo Balapan berada tidak jauh dari terminal bus Tirtonadi, kita dapat naik becak atau berjalan kaki ke terminal Tirtonadi. Terminal ini berada di belakang stasiun kurang lebih 500 meter. Bila Anda turun di stasiun Jebres, Anda harus berjalan kaki sekitar 1 Km menuju jalan raya yang dilalui bus.
Dari terminal kita naik bus jurusan Tawangmangu berjarak tempuh sekitar 40 KM atau sekitar 1,5 Jam. Kereta maupun bus dari Jakarta biasanya sampai di Solo pagi sekali. Waktu mendaki terbaik adalah pada malam hari sehingga masih banyak waktu untuk istirahat di Solo, Tawangmangu, atau Cemoro Sewu. Mobil terakhir dari Kota Solo menuju Tawangmangu sekitar pukul 17.30. Bus-bus tua membawa kita menuju ke Tawangmangu, sepanjang jalan mendaki dan berkelok-kelok dengan pemandangan yang sangat indah. Tawangmangu suatu kawasan lereng gunung dengan ketingggian 1.305 m, berudara segar banyak terdapat villa dan penginapan. Ada beberapa tempat wisata dan yang sangat terkenal adalah air terjun Grojogan Sewu, di areal taman Grojogan Sewu disini terdapat banyak kera dan kita dapat menikmati sate Kelinci.
Menurut cerita wayang Prabu Baladewa pada saat menjelang perang Baratayudha, disuruh Kresna untuk bertapa di Grojogansewu. Hal ini untuk menghindari Baladewa ikut bertempur di medan perang, sebab kesaktiaannya tanpa ada musuh yang sanggup menandingiya. Ada juga air terjun Pringgodani, tempat bertapa Prabu Anom Gatotkaca anaknya Bima. Untuk menuju kesana melewati jalanan yang sempit dan terjal. Disini terdapat pertapaan yang juga ada sebuah kuburan yang konon merupakan kuburan Gatotkaca. Kuburan ini dikeramatkan dan banyak pejiarah yang datang. Diatasnya terdapat hutan Pringgosepi.
Gunung Lawu dapat didaki lewat Cemoro Kandang (Jawa Tengah) atau Cemoro Sewu (Jawa Timur), jarak kedua tempat ini tidaklah begitu jauh. Dari Tawangmangu kita bisa naik mobil Omprengan menuju Cemoro Sewu atau Cemoro Kandang. Apabila terlalu sore kita harus mencarter mobil dan bila tidak ada mobil kita harus berjalan kaki sekitar 9,5 Km menuju Cemoro Kandang atau 10 Km menuju Cemoro Sewu. Mobil terakhir omprengan biasanya sekitar pukul 17.00, namun bila sedang ramai kadangkala jam 19.00 masih ada mobil omprengan.
Di Cemoro Sewu terdapat pemancar TVRI yang mengarah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Cemoro Sewu berada pada ketinggian 1.600 mdpl, sore hari udara di tempat ini sudah terasa dingin sekali. Para pendaki biasanya beristirahat dipos Cemoro Sewu untuk menunggu malam hari tiba, karena pendakian terbaik pada malam hari ( 21.00 - 23.00 ) dan kita sampai dipuncak menjelang pagi untuk menyaksikan sunrise.
Puncak Gunung Lawu berjarak 9 Km dari Cemoro Sewu atau 12 Km dari Cemoro Kandang. Gunung Lawu memiliki dua buah Kawah tua yakni Kawah Telaga Kuning dan Kawah Telaga Lembung Selayur Terdapat tempat-tempat keramat menjelang puncak Argodumilah, diantaranya Sendang Panguripan, Sumur Jolo Tundo, Gua Sigolo-golo, Sendang Drajad, Argo Dalem, dan Argo Dumilah.


JALUR CEMORO SEWU
Tahun 2009, PALWAGA smk telkom sandhy putra malang yang terdiri dari Mz Wagis, Otoy, Sufyan dan Mbah melakukan pendakian ke Gunung Lawu. Dari Kota malang naik KERETA ke stasiun MADIUN, kemudian naik bus Jurusan MADIUN- MAGETAN,kemudian naek ANGDES ke TAWANGMANGU.
Dari Tawangmangu berjalan kaki ke Cemoro Sewu, jaraknya menanjak.Dari para supir mobil yang baru turun kami mendapat kabar bahwa gunung Lawu sedang ada badai yang sangat besar, konon di puncak sedang terjadi sesuatu yang tidak beres sehingga penguasa Gunung Lawu sangat marah. Kami melewati Pos Cemoro Kandang Jawa Tengah dan meneruskan ke Pos Cemoro Sewu Jawa Timur, jarak kedua pos ini tidak terlalu jauh sekitar 1 Km meter.
Pagi itu udara berkabut tebal, angin kencang menderu-deru mengoyang pohon-pohon menghempaskan tenda-tenda di sekitar Pos Cemoro Sewu. Udara terasa sangat dingin, beberapa kelompok pendaki yang sudah siap akan melakukan perjalanan pendakian tampak agak ragu untuk memulai pendakian. Jalur Cemoro Sewu memiliki jalan setapak berbatu yang sudah tertata rapi hingga menuju Pos 1. Awal perjalanan jalur ditumbuhi oleh pohon-pohon Cemara, karena lebatnya hutan Cemara yang tumbuh maka daerah ini dinamai Cemoro Sewu (Seribu Cemara). Pemandangan kontras segera muncul setelah melewati hutan Cemara. Di kiri kanan jalur terdapat kebun sayur hingga mencapai Pos 1. Sementara di sela-sela Kebun Sayuran pohon- pohon sisa kebakaran nampak kering, menunggu untuk roboh.
Sebelum sampai Pos 1 terdapat Sumber Air Wesanan dipuncak gunung kita menemukan tempat-tempat mata air yang dikeramatkan oleh masyarakat. Jalur mendatar dan sedikit menanjak hingga Pos Pertama. Pos pertama kami bertemu dengan pendaki lain yang sedang beristirahat, di sini juga terdapat sebuah bangunan untuk beristirahat juga ada sebuah warung makanan, yang buka pada hari Kamis-Minggu dan pada musim-musim ramai pendakian dan ramai orang berjiarah.
Menuju Pos 2 jalur melewati batu-batuan dengan kemiringan yang cukup tajam. Kita akan melewati tempat keramat yakni Watu Jago, sebuah batu besar yang bentuknya menyerupai ayam jago.
Pos 2 berupa dataran yang agak luas, banyak ditumbuhi pohon-pohon besar dan banyak batu besar, sehingga pendaki dapat membuat tenda ditempat ini dengan nyaman karena terlindung dari hempasan angin. Bila ramai di Pos 2 ini juga sering terdapat pedagang makanan. Di Pos ini terdapat bangunan beratap yang sering digunakan para pedagang untuk berjualan makanan.
Dari Pos 2 menuju Pos 3 Jalur batu-batuan semakin curam dan menanjak. Di jalur ini terdapat asap belerang sehingga pendaki disarankan untuk tidak berlama-lama beristirahat di Pos 3. Menuju Pos 4 jalur menanjak, merangkak pada batu-batuan. Pos 4 hanya berupa tempat datar yang sempit yang berada di cerukan tebing batu, hanya cukup untuk mendirikan satu buah tenda, tempat ini sedikit terlindung dari hempasan angin.
Setelah melewati Pos 4 kami sudah berada dilereng yang curam, angin sangat kencang dan dingin sekali. Jalanan sangat sempit dan curam,Kami berusaha mencari celah bukit untuk berlindung dari angin. Kami menemukan sedikit celah dan cukup luas untuk berempat beristirahat. Kami kumpulkan sisa-sisa api unggun pendaki lainnya. Lama sekali kami berusaha membuat api unggun , namun tiada kunjung nyala, sementara kami semakin kaku kedinginan.
Pos 5 atau Pos Sumur Jolotundo berada di dekat Sumur Jolotundo yang sangat keramat. Pos ini berupa tempat datar terbuka yang luas dapat untuk mendirikan beberapa tenda. Namun di tempat ini kurang terlindung dari hempasan angin.
Dari Pos 5 kita sedikit turun, kemudian sedikit mendaki dan mengelilingi salah satu puncak, untuk menuju ke Sendang Drajad. Dari Sendang Drajad dapat dilanjutkan ke Puncak Argo Dumilah, atau jalan lagi melingkari salah satu puncak menuju Hargo Dalem. Dari Hargo Dalem pendaki dapat melanjutkan perjalanan melalui Jalur Cemoro Kandang atau Jalur Candi Seto.
Puncak gunung Lawu pagi itu udaranya sangat bersih kami dapat melihat pantulan matahari di Samudera Indonesia, deburan dan riak ombak Laut Selatan sepertinya sangat dekat. Sangat jelas terlihat kota Wonogiri juga kota-kota di Jawa Timur.
Tampak waduk Gajah mungkur juga telaga Sarangan. Sayang sekali kami tidak bisa lama tinggal di puncak karena udara sangat dingin dan angin bertiup sangat kencang, padahal tidak ada awan maupun kabut.
Gunung Lawu memiliki banyak puncak, puncak tertinggi adalah Hargo Dumilah dengan ketinggian 3.265 m dpl. Di puncak ini terdapat tugu dengan prasasti, dulu prasastinya bertuliskan huruf jawa kuno. Tugu ini dilapisi dengan batu-batu kecil untuk melindungi dari coretan-coretan mereka yang mengaku dirinya "Pecinta Alam".



JARAK PERJALANAN YANG DITEMPUH


Solo - Gunung Lawu - Cemoro Sewu

Rute
Jarak
1. Solo - Tawangmangu 40 km
2. Tawangmangu - Cemoro Sewu ( Pintu Masuk ) 2 km
3. Cemoro Sewu - Pos 1 1,99 Km
4. Pos 1 - Pos 2 2,25 Km
5. Pos 2 - Pos 3 0,7 Km
6. Pos 3 - Pos 4 1,75 Km
7. Pos 4 - Pos 5 ( Sumur Jolotundo ) 0,2 Km
8. Pos 5 - Argo Dalem 0,2 Km
9. Argo Dalem - Puncak Argo Dumilah 0,2 Km
Total Jarak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pembaca yang baik selalu menginggalkan jejak